Daun 'kering'
Alasan
mengapa aku mengambil nama daun
‘kering’ karena aku terlalu pusing mikirin nama
yang tepat buat blog baruku inidi tambah lagi final menanti andbahan final yang materinya yang buaaaanyaak banget... hmm.. di tengah
kepenatanku itulah terlintas kata ‘daun’ dibenakku, hehehe.. yang ku kutip dari
salah satu cerpen kesukaanku yang berjudul “Angin
di Daun Pohon” cerpen yang tidak sengaja ku dapat di
salah satu situs di internet sewaktu SMA dulu..
Sedikit
bercerita tentang cerpen kesukaan ku itu. Yah.. ceritanya masih tentang Cinta
Persahabatan dan Pengorbanan. *Simple tapi
cukup membuatku berfikir tentang pentingnya ungkapan rasa sayang itu. :*
Hkem..
hem..
Nih
cerpen yang ku maksud tadi. Selamat membaca yah !! ^_^
Angin di Daun Pohon
Alasan orang-orang memanggilku
“Pohon” karena aku sangat baik dalam menggambar Pohon. Setelah itu, ku selalu
menggunakan Pohon pada sisi kanan sebagai tradenmark
pada sebuah lukisanku. Aku telah berpacaran sebanyak 5 orang wanita ketika aku
masih di SMA.
Ada satu wanita yang sangat aku
cintai, tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya, dia tidak memiliki
wajah yang cantik, tubuh yang sexy,
dan sebagainya. Dia sangat peduli dengan orang lain dan religious. Tapi dia
hanya wanita biasa saja.
Alasan aku tidak mengajaknya kencan
karena aku merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku. Aku juga takut
jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang. Aku juga takut
kalau gosip-gosip yang ada akan manyakitkannya. Aku hanya merasa dia adalah
“sahabatku” dan aku akan memilikinya tiada batasnya dan aku tidak harus
memberikan semuanya hanya untuk dia.
Alasan yang terakhir, membuat dia
menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini.
Dia tau aku mengejar gadis-gasis lain, dan aku telah membuatnya menangis selama
3 tahun.
Ketika aku mencium pacarku yang
kedua, dan terlihat olehnya. Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah dan
berkata “lanjutkan saja…” dan setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya,
matanya bengkak, dan merah..
Aku sengaja tidak mau memikirkan apa
yang menyebabkannya menangis, bahkan aku
tertawa dengannya seharian. Ketika semuanya telah pulang, dia sendirian di
kelas untuk menangis. Dia tidak tahu bahwa aku kembali dari latihan sepakbola
untuk mengambil sesuatu di kelas, dan aku melihatnya menangis selama sejaman.
Pacarku yang keempat tidak
menyukainya. Pernah sekali mereka berdua perang dingin, aku tahu bukan sifatnya
untuk memuli perang dingin. Tapi aku masih tetap bersama pacarku. Aku berteriak
padanya dan matanya penuh dengan air mata sedih dan kaget. Aku tidak memikirkan
perasaannya dan pergi bersama pacarku. Esoknya masih tertawa dan bercanda
denganku seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku tahu bahwa dia sangat
sedih dan kecewa tapi dia tidak tahu bahwa sakit hatiku sama buruknya dengan
dia, aku juga sedih.
Ketika aku putus dengan pacarku yang
ke lima, aku mengajaknya pergi. Setelah kencan satu hari itu, aku mengatakan
bahwa ada sesuatu yang ku katakana padanya. dia mengatakan bahwa kebetulan
sekali bahwa dia juga ada sesuatu yang ingin dia katakan padaku. Aku cerita
padanya tentang putusnya aku dengan pacarku dan dia berkata tentang dia sedang
memulai hubungan dengan seseorang. Aku tahu pria itu. Dia sering mengejarnya
selama ini. Pria yang baik, penuh energy dan menarik.
Aku tidak bisa memperlihatkan betapa
sakitnya hatiku, tapi hanya bisa tersenyum dan mengatakan selamat padanya.
ketika aku sampai di rumah, sakit hatiku bertambah kuat dan aku tidak dapat
menahannya. Seperti ada batu yang sangat berat di dadaku. aku tidak bisa
bernapas dan ingin berteriak namun tidak bisa.
Air mata mengalir dan aku jatuh
menangis. Sudah sering aku melihatnya menangis untuk pria yang mengacuhkan
kehadirannya.
Ketika upacara kelulusan, aku
membaca SMS di handphon-ku. SMS itu
dikirim 10 hari yang lalu ketika aku sedih dan menangis.
SMS itu berbunyi, “Daun terbang karena Angin bertiup atau
karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal?”
DAUN
Selama aku
SMA, aku suka mengoleksi Daun-Daun, kenapa? Karena aku merasa bahwa Daun
membutuhkan banyak kekuatan untuk meninggalkan Pohon yang selama ini
ditinggali.
Selama 3 tahun
di SMA, aku dekat dengan seorang pria, bukan sebagai pacar tapi “sahabat”. Tapi
ketika dia mempunyai pacar untuk pertama kalinya, aku memepelajari sebuah perasaan
yang belum pernah akau pelajari sebelumnya, CEMBURU. Perasaan di hati ini tidak
bisa di gambarkan dengan menggunakan Lemon. Hal itu seperti 100 butir lemon
busuk. Mereka hanya bersama selama 2 bulan. Ketika mereka putus, aku
menyembunyikan perasaan yang luar biasa gembiranya. Tapi sebulan kemudian dia
bersama gadis lain.
Aku menyukainya dan aku tahu bahwa
dia juga menyukaiku, but mengapa di
tidak mau mengatakannya? Sejak dia mencintaiku, mengapa dia tidak yang
memulainya dulu untuk melangkah? Ketika di punya pacar lagi, hatiku selalu
sakit. Waktu berjalan dan berjalan, hatiku sakit.
Aku mulai mengira bahwa ini adalah
cinta yang bertepuk sebelah tangan, tapi mengapa dia memperlakukanku sangat
baik di luar perlakuanya sebagai seorang teman?
Menyukai
seseorang sangat menyusahkan hati, ku tahu kesukaannya, kebiasaanya. Tapi
perasaanya kepadaku tidak bisa diketahui. Kau tidak mengharapkan aku sebagai
wanita untuk mengatakanya bukan?
Di luar itu, aku tetap di
sampingnya, memberinya perhatian, menemainya, dan mencintainya. Berharap, bahwa
suatu hari dia akan datang dan mencintaiku. Hal itu seperti menunggu telepon
setiap malam, mengharapkannya untuk mengirimku SMS. Aku tahu sesibuk apa pun
dia, dia pasti meluangkan waktunya untukku. Karena itu, aku menunggunya. 3
tahun cukup berat untuk ku lalui dan aku mau menyerah. Kadang aku berfikir untuk tetap menunggu. Luka dan sakit
hati, dan dilema yang menemaniku selama 3 tahun ini.
Ketika terakhir tahun ke-3, seorang
pria mengejarku, dia adik kelasku, setiap hari dia mengejarku tanpa lelah. Dari
penolakan yang telah dia tunjukkan, aku ingin memberikannya ruang kecil di
hatiku.
Dia seperti Angin yang sangat
lembut, mencoba meniup Daun untuk terbang dari Pohon. Akhirnya aku meninggalkan
Pohon. Tapi Pohon hanya tersenyum dan tidak memintaku untuk tinggal, aku sangat
sedih memandangnya tersenyum ke arahku.
“Daun terbang karena Angin bertiup atau Pohon
tidak memintanya untuk tinggal?”
ANGIN
Karena aku
menyukai seorang gadis bernaman Daun, karena dia sangat bergantung pada Pohon,
jadi aku harus menjadi Angin yang kuat.
Angin akan tiup Daun untuk terbang
jauh.ketika aku pertama kalinya, ketika 1 bulan setelah aku pindah sekolah. aku
melihat seorang yang memperhatikan kami bermain sepakbola. Ketika itu, di
selalu duduk di sana sendirian atau dengan teman-temannya memeperhatikan Pohon.
Ketika Pohon bercerita dengan gadis-gadis, ada cemburu di matanya. Ketika Pohon
melihat kearah Daun, ada senyum di matanya. Memperhatikannya menjadi
kebiasaanku, seperti Daun yang suka memperhatikan Pohon. Suatu hari dia tidak
tampak, aku merasakan kehilangan.
Senior juga
tidak terlihat saat itu, aku pergi ke kelas mereka, melihat seniorku sedang
memperhatikan Daun. Air mata mengalir di mata Daun ketika Pohon pergi, besoknya
kau melihat Daun di tempat yang biasa, memperhatikan Pohon. Aku melangkah dan
tersenyum padanya menulis catatan dan memberikan kepadanya, dia sangat kaget.
Dia melihat ke
arahku, tersenyum dan menerima catatanku. Besoknya dia datang, menghampiriku
dan memberiku catatan “hati Daun sangat
kuat dan Angin tidak bisa meniupnya pergi, hal itu karena Daun tidak mau
meninggalkan Pohon” aku melihat ke arahnya denga kata-kata tersebut dan
pelan dia mulai berkata padaku dan menerima kehadiranku dan menerima teleponku.
Aku tahu orang
yang dia cintai bukan aku, tapi kau akan berusaha agar suatu hari dia
menyukaiku. Selama 4 bulan, aku telah mengucapkan kata cinta tidak kurang dari
20 kali kepadanya. Setiap kali dia mengalihkan pembicaran… tapi aku tidak
menyerah, aku memutuskan untuk memiliki dia dan berharap dia akan setuju
menjadi pacarku.
Aku bertanya,
“apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak pernah membalas?”
Dia berkata
“aku menengadahkan kepalaku”
“ah?” aku
tidak percaya apa yang aku dengar.
“aku
menengadahkan kepalaku” dia berteriak
Aku meletakkan
telepon, berpakaian dan naik ke taxi
ke tempat dia, dan dia membuka pintu, aku memeluknya kuat-kuat.
“Daun terbang
karena Angin tau karena Pohon tidak memintanya untuk tinggal?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar